Mengenal WolframAlpha

Berita IT


WolframAlpha merupakan mesin komputasi pengetahuan yang baru diluncurkan pada tanggal 18 Mei 2008. Sekilas situs wolfram alpha akan membuat orang berpikir bahwa ini hanyalah salah satu mesin pencari, seperti Google atau Yahoo, namun Anda akan kagum dengan kemampuannya setelah mencobanya. Wolfram dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan hasilnya pun langsung berupa fakta, bukan link-link ke suatu website.

Wolfram Alpha dapat menjawab pertanyaan seperti “who is the president of united states”, “when is the next solar eclipse in Indonesia”, atau “what is the distance between chiang mai and bandung”. Wolfram Alpha dapat menampilkan grafik fungsi, membandingkan saham dua perusahaan, menampilkan cuaca suatu kota, menampilkan struktur kimia, menyajikan peta, dsb. Tapi Wolfram Alpha juga masih belum sempurna, banyak pertanyaan sederhana yang belum bisa dijawab, tapi sebagai produk baru, kemampuannya sudah sangat menjanjikan. Bagi ilmuwan atau siswa/mahasiswa sains, Wolfram Alpha akan sangat berguna dalam melakukan riset.

Perlu dicatat bahwa Wolfram Alpha saat ini tidak menjelajah web untuk mencari jawaban atas suatu pertanyaan. Di Google, saya bisa mencari nama saya “Yohanes Nugroho”, dan akan muncul situs-situs yang saya miliki. Wolfram Alpha tidak memiliki kemampuan semacam itu, dan akan menjawab dengan “Wolfram|Alpha isn’t sure what to do with your input.”

Di balik layar, saat ini Wolfram Alpha menggunakan 10 ribu komputer untuk menjawab aneka pertanyaan. Jumlah ini masih jauh dibawah Google, jadi jangan heran jika terkadang permintaan Anda butuh waktu lama untuk memprosesnya. Selain versi publik, Wolfram Alpha juga akan dijual untuk entitas komersial sehingga bisa dipakai untuk menganalisis data pada suatu perusahaan, dan tentunya akan ada fitur-fitur yang tidak diberikan dalam versi publik.

Empat Rahasia Ahli Syukur

Semoga Allah Yang Maha Menatap, Maha Gagah, Maha Menguasai segala-galanya mengaruniakan kepada kita hati yang bersih sehingga bisa menangkap hikmah di balik kejadian apapun yang kita rasa dan kita saksikan , karena penderitaan dalam hidup bukan karena kejadian yang menimpa tapi karena kita tertutup dari hikmah.

Allah menakdirkan apapun Maha Cermat, tidak pernah mendzolimi makhluk-makhluknya, kita sengsara adalah karena kita yang mendzolimi diri sendiri.

Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka sungguh ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah itu.

Firman Allah SWT :

La in Syakartum la-aziidannakum (jika kalian bersyukur , niscaya Aku akan menambah rezekimu)(QS. 14 ; 7)

Wa maa bikummin ni’matin faminALLAHi tsumma idzaa massakumudllurru failaihi tajaruun (Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan , maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS . 16 ; 53)

Wa ammaa bini’mati rabbika fahaddits (Dan terhadap Nikmat Tuhan-mu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)(QS . 93 ; 11)*

*(diambil dari kitab Al Hikam ; Syekh Ahmad Atailah)

Jadi setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya, kita sering menginginkan nikmat padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah syukur atas nikmat yang ada , jangan engkau lepaskan nikmat yang besar dengan tidak mensyukuri nikmat yang kecil.

Tidak usah risau terhadap nikmat yang belum ada , justru risaulah kalau nikmat yang ada tidak disyukuri, Allah sudah berjanji kepada kita dengan janji yang pasti ditepati La in Syakartum la-aziidannakum (jika kalian bersyukur , niscaya Aku akan menambah rezekimu) (QS. 14 ; 7)

Maka daripada kita sengsara oleh nikmat yang belum ada lebih baik bagaimana yang ada bisa disyukuri , sayangnya kalau kita mendengar kata syukuran itu yang terbayang hanya makanan, padahal syukuran itu adalah bentuk amal yang dahsyat sekali pengaruhnya.

Syarat yang pertama menjadi ahli syukur adalah hati tidak merasa memiliki, tidak merasa dimiliki kecuali yakin segalanya milik Allah SWT.

Makin kita merasa memiliki sesuatu akan makin takut kehilangan, takut kehilangan adalah suatu bentuk kesengsaraan , tapi kalau kita yakin semuanya milik Allah ,maka diambil oleh Allah tidak layak kita merasa kehilangan karena kita merasa tertitipi. Makin merasa rejeki itu milik manusia kita akan merasa berharap kepada manusia dan akan makin sengsara, senikmat-nikmat dalam hidup adalah kalau kita tidak berharap kepada mahluk tetapi berharap hanya kepada Allah SWT.

Rahasia yang kedua ahli syukur adalah "orang yang selalu memuji Allah dalam segala kondisi ", karena apa? karena kalau dibandingkan antara nikmat dengan musibah tidak akan ada apa-apanya. Musibah yang datang tidak sebanding dengan samudera nikmat yang tiada bertepi.

Apa yang harus membuat kita menderita? adalah menderita karena kita tamak kepada yang belum ada, ciri yang ketiga dari ahli syukur adalah manfaatkan nikmat yang ada untuk mendekat kepada Allah, alkisah ada tiga pengendara kuda masuk kedalam belantara, ketika dia tertidur kemudian saat terjaga dilihat kudanya telah hilang semua , betapa kagetnya mereka dan pada saat yang sama dalam keadaan kaget, ternyata seorang raja yang bijaksana melihat hal tersebut dan mengirimkan kuda yang baru lengkap dengan perbekalan, ketika dikirimkan reaksi ketiga pengendara yang hilang kudanya itu berbeda-beda, si-A kaget dan berkomentar" wah ini hebat sekali kuda, bagus ototnya, bekalnya banyak pula!, dia sibuk dengan kuda tanpa bertanya kuda siapakah ini".

Si-B, gembira dengan kuda yang ada dan berkomentar "wah ini kuda hebat, sambil berterima kasih kepada yang memberi, sikap C beda lagi, ia berkomentar "lho ini bukan kuda saya, ini kuda milik siapa? yang ditanya menjawab "ini kuda milik raja", si-C bertanya kembali "kenapa raja memberikan kuda ini? dijawab" sebab raja mengirim kuda agar engkau mudah bertemu dengan sang raja". Dia gembira bukan karena bagusnya kuda, dia gembira karena kuda dapat memudahkan dia dekat dengan sang raja.

Nah begitulah, si-A adalah manusia yang kalau mendapatkan mobil, motor, rumah, dan kedudukan sibuk dengan kendaraan itu, tanpa sadar bahwa itu adalah titipan. Orang yang paling bodoh adalah orang yang punya dunia tapi dia tidak sadar bahwa itu titipan Allah, yang B mungkin adalah model kita yang ketika senang kita mengucap Alhamdulillah, tetapi ahli syukur yang asli adalah yang ketiga yang kalau punya sesuatu dia berpikir bahwa inilah kendaraan yang dapat menjadi pendekat kepada Allah SWT.

Ketika mempunyai uang dia mengucap Alhamdulillah, uang inilah pendekat saya kepada Allah, dia tidak berat untuk membayar zakat, dia ringan untuk bersadaqah, karena tidak akan berkurang harta dengan bersadaqah.

Maka, jika sahabat ingin banyak uang ? sederhana saja rumusnya, pakailah uang yang ada untuk berjuang di jalan Allah, jangan heran jika rejeki datang melimpah, punya rumah ingin nikmat bukan masalah ada atau tidak ada AC, bukan masalah ukuran ,tetapi rumah yang nikmat adalah rumah yang menjadi kendaraan untuk mendekat kepada Allah, bangunlah rumah yang tidak membuat kita sombong belilah acessories rumah yang membuat setiap tamu yang datang menjadi dekat kepada Allah, bukan ingat kepada kekayaan kita, pasanglah hiasan yang mebuat tamu kita ingat kepada kekuasaan Allah bukan kekuasaan kita, itulah rumah yang Insya Allah tenang dan barokah, tapi kalau rumah dipakai untuk pamer dan menginginkan kursi yang amat mewah, potret-potretnya yang tidak membuat ingat kepada Allah, malah ujub, riya takabur, tidak usah heran rumah itu semakin diminati pencuri, dan rumah yang diminati pencuri itu membuat strees bagi yang punya, dia harus
menyewa alarm, menggaji satpam, di depan haru s ada anjing,coba kalau rumahnya ingat kepada Allah dia tidak akan sesibuk itu.

Mohon maaf kepada saudara-saudaraku yang kaya tidak apa-apa memiliki yang bagus, tapi usahakan setiap tamu yang masuk ke rumah bukan ingat kepada kita tetapi ingat kepada kekayaan Allah.Andai kita mempunyai jabatan , lalu bagaimana cara mensyukurinya? gunakanlah jabatan itu agar karyawan kita dekat kepada Allah.

Kesungguhan kita untuk mendidik anak lebih baik daripada, punya anak tetapi tidak tahu agama, lalu bagaimana anak itu akan memuliakan ibu bapaknya? ketika kita mati mereka hanya berebut harta warisan jangankan mensholatkan ibu bapaknya.

Maka orang yang bersyukur yang adalah orang yang mendidik anaknya supaya dekat dengan Allah, di dunia nama orang tuanya terbawa harum karena anaknya mulia, di kubur lapang kuburnya karena doa anaknya, di akherat Insya Allah akan terbawa karena barokah mendidik anak.

Kunci syukur yang keempat adalah berterima kasih kepada yang telah menjadi jalan nikmat, seorang anak disebut ahli syukur kalau dia tahu balas budi kepada ibu dan bapaknya, dimana-mana anak sholeh itu harum namanya, tapi anak durhaka tidak pernah ada jalan menjadi mulia sebab kenapa? karena mereka tidak tahu balas budi. Benar orang tua kita tidak seideal yang kita harapkan , tetapi masalah kita bukan bagaimana sikap orang tua kepada kita, tetapi sikap kita kepada orang tua.

Saudara-saudaraku yang budiman negeri kita dikatakan negeri bersyukur kalau sadar bahwa negeri ini adalah titipan dari Allah, bukan milik sesorang, bukan milik pahlawan, bukan milik siapapun yang membangun negeri, tapi negeri ini tidak ada pemiliknya selain Allah tapi kita episodenya hidup di Indonesia.

Maka syukuri , jangan minder jadi orang Indonesia yang disebutkan negara koruptor, tetapi justru kita yang harus bangkit untuk tidak korupsi ! dengan minder tidak akan menyelesaikan masalah.Kita harus bangkit !!, negara ini harus jadi ladang untuk mendekat kepada Allah.

Dengan ada perasaan dongkol, sakit hati itu semuanya tidak akan menyelesaikan masalah tetapi justru akan menambah masalah , sekarang justru kesempatan kita menjadi bagian dari masalah atau menjadi bagian dari solusi , daripada sibuk mempermasalahkan masalah lebih baik mari kita sedikit demi sedikit menyelsaikan masalah, itulah namanya syukur nikmat.

Dan sahabat-sahabat , salah satu tugas kita untuk mensyukuri nikmat adalah kita harus memilih pemimpin kita yang berakhlaq baik yang bisa membimbing kita , rakyat seluruh negeri ini menjadi orang yang baik-baik, kita membutuhkan suri tauladan yang baik, jangan pernah melihat orang dari topeng duniawinya tetapi lihatlah orang dari akhlaqnya karemna akhlaq adalah buah dari keimanan dan keilmuan yang diamalkan, harta, gelar, pangkat, jabatan dan kedudukan yang tidak menjadikan kemuliaan akhlaq seseorang, berarti dia telah terpedaya, kita tidak membutuhkan topeng, yang kita butuhkan adalah isi, dan isi inilah milik orang-orang yang ahli syukur kepada Allah.

Mudah-mudahan daripada kita memikirkan yang tidak ada , lebih baik mensyukuri yang ada Wallahu a’lam Bishowab (mikha)

sumber : manajemenqolbu.com

Arti Sebuah Niat

Dari Umar bin Khathab ra, Rasulullah SAW bersabda :

"Segala amal perbuatan bergantung pada niat dan setiap orang akan memperoleh pahala sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah dengan niat mencari keuntungan duniawi atau untuk mengawini seorang perempuan, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya itu". (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Rasulullah SAW mengucapkan hadis ini ketika beliau hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Saat itu tersebar sebuah informasi bahwa ada seseorang yang ikut berhijrah karena mengejar wanita tunangannya. Nama wanita itu Ummul Qais. Sehingga pada waktu itu terkenal sebuah istilah muhajjir Ummul Qais atau yang berhijrah karena Ummul Qais. Niat biasanya diartikan sebagai getaran batin untuk menentukan jenis ibadah yang kita lakukan.

Contoh, kalau kita melakukan shalat pukul 05.30, ada beberapa kemungkinan; shalat Syukrul Wudhu, shalat Tahiyatul Masjid, shalat Fajar, Istikharah, atau shalat Shubuh. Setidaknya ada enam kemungkinan. Kita lihat semuanya sama, gerakannya sama, bacaannya sama, rakaatnya sama, tapi ada satu yang membedakannya yaitu niat. Masalah niat termasuk salah satu masalah yang mendapatkan perhatian "serius" dalam kajian Islam.

Niat dibahas panjang lebar baik itu dalam ilmu fikih, ushul fikih, maupun akhlak. Dalam ilmu fikih, niat ditempatkan sebagai rukun pertama dari rangkaian ibadah, seperti dalam shalat, zakat, puasa, maupun ibadah haji. Niat dalam ushul fikih biasanya dijadikan salah satu faktor yang menentukan status hukum suatu perbuatan. Nikah adalah salah satu contohnya. Ia bisa berstatus wajib, haram, dan sunnat, tergantung pada niat dari nikah tersebut.

Begitu pula ketika seseorang memakai gelar haji setelah pulang dari Makkah, hukumnya bisa wajib, bisa sunnat, bahkan haram. Tingkatannya sangat tergantung pada niat untuk apa ia memakai gelar haji tersebut. Niat dalam sudut pandang akhlak pengertiannya lebih menunjukkan getaran batin yang menentukan kuantitas sebuah amal. Shalat yang kita lakukan dengan jumlah rakaat yang sama, waktu yang sama, dan bacaan yang sama, penilaian bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya tergantung kualitas niatnya.

Niat yang tertinggi kualitasnya disebut ikhlas; sedangkan niat yang paling rendah kualitasnya disebut riya atau sum'ah, yaitu beribadah karena mengharapkan sesuatu selain keridhaan Allah. Rasulullah SAW pernah menyampaikan kekhawatiran tentang sesuatu yang di kemudian hari bisa menjangkiti umatnya.

Beliau bersabda :

"Sesungguhnya ada sesuatu yang aku takutkan di antara sesuatu yang paling aku takutkan menimpa umatku kelak, yaitu syirik kecil."

Para sahabat bertanya : "Apakah syirik kecil itu?"

Beliau menjawab : "riya."

Dalam sebuah hadis diceritakan pula bahwa di akhirat kelak akan ada sekelompok orang yang mengeluh, merangkak, dan menangis.

Mereka berkata, "Ya Allah di dunia kami rajin melakukan shalat, tapi kami dicatat sebagai orang yang tidak mau melakukan shalat".

Para malaikat menjawab :

"Tidakkah kalian ingat pada waktu kalian melakukan shalat kalian bukan mengharap ridha Allah, tapi kalian mengharap pujian dari manusia, kalau itu yang kalian cari, maka carilah manusia yang kau harapkan pujiannya itu."

Jelaslah, bahwa kualitas sebuah amal berbanding lurus dengan kualitas niat yang melatarbelakanginya.

Bila niat kita lurus, maka lurus pula amal kita. Tetapi bila niat kita bengkok, maka amal kita pun akan bengkok. Agar niat kita senantiasa lurus dan ikhlas, alangkah baiknya apabila kita menghayati kembali janji-janji yang selalu kita ucapkan saat shalat, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah seru sekalian alam".

Wallahu a'lam bish-shawab.

Belajar Dari Hasan Al Banna

Belajar dari pengalaman orang lain adalah sesuatu yang diperintahkan Allah swt. Terlebih lagi belajar dari pengalaman berda'wah.

Ada satu ayat dalam surat Al An'am yang berisi perintah agar Rasulullah saw belajar dari pengalaman para nabi sebelumnya. Istilah Al Qur'annya: fabihudahumuqtadih (dengan petunjuk mereka, maka berqudwahlah). (QS Al An'am [6]: 90). Hal ini setelah Allah swt menyebutkan banyak sekali nama-nama para nabi dan rasul (mulai ayat 84, bahkan sebelumnya, saat bercerita tentang nabi Ibrahim as).

Al Qur'an juga menceritakan para da'i lain selain para nabi dan rasul. Ada cerita Luqman Al Hakim, ada cerita raja Dzul Qarnain, dan sebagainya. Bahkan juga ada cerita tentang rojulun (seorang lelaki), siapa namanya? Tidak disebutkan Allah swt, apa posisinya? Juga tidak dijelaskan. Hal ini semakin memperkuat kepada kita urgensi belajar dari pengalaman orang lain dalam berda'wah.

Di awal abad dua puluh yang lalu, di negeri Mesir, muncul seorang da'i yang sangat terkenal sampai sekarang ini, termasuk di Indonesia. Terlebih lagi setelah terbitnya buku Memoar sang da'i ini. Dia bernama Hasan. Marganya bernama AL BANNA, yang berarti sang pembangun. Karenanya dia terkenal dengan panggilan Hasan AL BANNA, sebuah nama yang sangat indah, yang tentunya bukan sebuah kebetulan, karena aqidah Islam melarang kita untuk mempercayai kebetulan.

Kenapa kita layak belajar dari pengalaman Hasan Al Banna? Berikut ini adalah saduran dari kata pengantar Syekh Abul Hasan An-Nadawi rahimahullah terhadap buku Memoar Hasan Al Banna.

1. Hasan Al Banna adalah seorang figur da'i yang mendapatkan taufiq dari Allah swt, dan pemimpin ishlah (reformasi ummat) yang mujahid, genius, cerdas, berbakat, dan murabbi sekaligus. "… keberadaan mereka-mereka yang mushlih (melakukan ishlah), mujahid, 'abqari (jenius), nubugh (cerdas), mauhub (berbakat), muayyad (mendapatkan dukungan dari Allah), dan murabbi (pendidik), serta para pemimpin ishlah yang muncul dan tampil dalam situasi dan kondisi yang tidak mendukung, iklim yang tidak pas, bahkan zaman kegelapan yang sangat pekat, ditengah-tengah lingkungan yang membunuh dan mematikan, di tengah-tengah masyarakat yang terkena kelumpuhan berpikir, ruhani yang kosong, 'athifah (empati+simpati+emosi) yang dingin, kemauan yang lemah, tekad yang lentur, semangat yang rapuh, badan yang loyo, kehidupan yang labil, akhlaq yang rusak, cenderung enak-enakan, tunduk kepada kekuatan dan keterputus-asaan untuk melakukan perbaikan". (hal: 4 mudzakkirat da'wah wad-da'iyah).

2. Hasan Al Banna adalah figur seorang da'i yang memiliki banyak keistimewaan. "… siapa saja yang mengenal hal ini dari dekat, bukan dari kitab, dan hidup nempel dengannya, maka dia akan mengetahui kelebihan figur yang muncul ke alam nyata ini, dan mengejutkan Mesir, lalu dunia Arab, lalu dunia Islam seluruhnya dengan da'wahnya, tarbiyahnya, jihadnya, kekuatannya yang tiada duanya, yang mana Allah swt telah menghimpunkan dalam kekuatan ini berbagai bakat, dan potensi yang sekilas tampak kontradiksi di mata para psikolog dan ahli etika, dan juga di mata para sejarawan dan kritikus, yaitu:

a.Akal yang besar nan cemerlang.
b.Pemahaman yang bersinar dan luas.
c.'Athifah yang kuat nan menggelora.
d.Hati yang membawa berkah nan melimpah.
e.Ruhani yang segar nan bersinar.
f.Lisan yang fasih dan membawa kesan mendalam.
g.Zuhud dan qana'ah dalam kehidupan pribadi.
h.Penuh semangat dan bercita-cita jauh ke depan (visioner), yang tidak kenal lesu dalam rangka mempublikasikan da'wah dan prinsip.
i.Jiwa yang cinta maju dan ambisius dalam kebaikan.
j.Himmah (semangat) yang tinggi dan meletup-letup.
k.Pandangan yang tajam dan jauh.
l.Tidak mengenal tawar menawar dan ghirah terhadap da'wah dan
m.Tawadhu' dalam hal-hal yang khusus dengan dirinya". (lihat hal: 7 dari mudzakkirat da'wah wad-da'iyah).

3. Hasan Al Banna adalah seorang figur da'i yang –sesuai dengan istilah dia sendiri- 'asyat bihi wa 'asya biha (da'wah itu hidup karena dia dan dia tidak bisa hidup tanpa da'wah). "kejeniusan sang da'i ini tampak jelas dalam dua hal yang sangat khas, yang tidak banyak dimiliki oleh para da'i, murabbi, pemimpin dan reformer yang lain kecuali sangat langka, yaitu:

a.Kecintaannya kepada da'wah, qana'ah (kepuasan)-nya, mati-matiannya dan habis-habisannya untuk da'wah dengan segala bakat, potensi dan tulisan-tulisan yang dimilikinya, inilah syarat asasi dan karakter utama para da'i dan pemimpin yang melalui tangannya Allah swt mengalirkan banyak kebaikan.

b.Pengaruhnya yang mendalam dalam jiwa para sahabatnya dan murid-muridnya serta keberhasilannya yang sangat memukau dalam tarbiyah dan memproduk, dia benar-benar adalah seorang pembangun generasi, murabbi rakyat dan pemilik madrasah ilmiyah fikriyah khuluqiyyah. Hal ini telah mempengaruhi kecenderungan semua orang yang kontak dengannya, baik dari kalangan pelajar atau aktifis, dalam cita rasa mereka, metodologi berfikir mereka, gaya penjelasan mereka, bahasa mereka dan pidato-pidato mereka. Pengaruh ini masih tetap ada meskipun berbagai peristiwa dan tahun telah berlalu, dan terus menerus menjadi lambang dan ciri yang bisa dijadikan sebagai alat pengenal mereka, di manapun dan kapanpun mereka berada". (hal: 7-8 mudzakkirat da'wah wad-da'iyah).

4.Hasan Al Banna adalah seorang figur da'i yang mempunyai sumber-sumber kekuatan dan kebesaran diri yang sangat unik. "dalam bukunya ini (memoar) seorang pembaca akan menemukan sumber-sumber kekuatan dan keagungan dirinya serta sebab-sebab keberhasilan dan daya tariknya, yaitu:

a.Salamatul fitrah (fitrah yang selamat).
b.Shafa-un-nafs (jiwa yang bening).
c.Isyraqur-ruh (ruhani yang bersinar).
d.Al ghiratu 'alad-diin (ghhirah terhadap agama).
e.At-taharruq lil Islam (terasa terbakar dirinya demi membela Islam).
f.At-tawajju' min istisyra-il fasad (merasa sakit melihat merajalelanya kerusakan).
g.Al ittishal al watsiq billah (menjalin hubungan yang kuat dengan Allah swt).
h.Al hirshu 'alal ibadah wa shahnu baththariyatul qalbi bidz-dzikri wad-du'a-i wal istighfari wal khulwati bil as-har (semangat beribadah dan mengeces baterei hatinya dengan dzikir, berdo'a, beristighfar dan menyendiri untuk beribadah di sepertiga malam terkahir).
i.Al ittishal al mubasyir bisy-sya'b wa 'ammatin-naas fi wamadhi'i ijtima'ihim wamarakizi syughlihim wa hiwayatihim (kontak langsung dengan masyarakat dan umumnya manusia di tempat berkumpul mereka, pusat-pusat kesibukan mereka dan tempat-tempat kesenangan mereka).
j.At-tadarruj wa muro'atul hikmah fid-da'wah wat-tarbiyyah (bertahap dan memperhatikan hikmah dalam da'wah dan tarbiyah).
k.An-nasyath ad-da'im wal 'amal ad-da-ib (aktifitas yang kontinyu dan kerja yang terus menerus)". (hal: 8 – 9).

Marilah kita tempa diri kita dengan terus mendekatkan diri kita kepada Allah, dengan banyak belajar dan berlatih, agar sedikit banyak kita bisa memiliki sifat-sifat ini, amiiien.

BERFIKIR POSITIF

Berbaik sangka (khusnudzan) dan berpikir positif hendaknya melekat pada diri kita. Mengapa? Karena bisa jadi orang lain tidaklah seburuk yang kita kira. Kita hanya melihat apa yang tampak, tapi tidak tahu niat baik apa yang ada di hatinya. Dengan berbaik sangka dan berpikir positif dapat mengubah suatu keburukan menjadi kebaikan.

Ketika menghadapi penentangan lantaran risalah Islam yang dibawanya, Rasulullah SAW bukannya melontarkan doa kutukan. Beliau justru memohonkan maaf dan harapan kepada yang telah menyakitinya agar diberi petunjuk Allah SWT. Pilihan beliau ternyata tidak salah.

Tak lama setelah peristiwa itu, mereka yang pernah menyakiti beliau memeluk Islam dan menjadi sahabat yang paling setia. ''Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab.'' (QS Al-Fushilat: 34).

Berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Hati yang bersih adalah yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang berseri-seri ialah yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain.

Sementara kebencian, berburuk sangka, dan berpikir negatif hanya akan meracuni hati kita. Umpatan seorang Yahudi yang mendatangi Rasulullah SAW tak membuatnya berpikir balas dendam, meski beliau bisa melakukannya.

Ada ungkapan yang sangat menggugah dari seorang sufi, ''Yang paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada orang yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tapi urusan orang itu dengan Allah SWT.''

Berpikir positif pun bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena Allah SWT seringkali menyiapkan rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Suatu saat, Umar bin Khathab tengah dirundung kegalauan yang menyesakkan.

Putrinya, Hafshah, baru saja menjanda. Umar datang menemui Abu Bakar dan menawarinya menikahi Hafshah. Ternyata Abu Bakar menolak. Umar pun menawari Utsman bin Affan untuk menikahi Hafshah. Namun, Utsman pun menolaknya.

Dalam kegalauan itu, Umar mengadu kepada Rasulullah SAW tentang sikap kedua sahabatnya itu. Rasulullah SAW menuntun Umar agar selalu berpikir positif, sehingga bisa menjalani hidup dengan legowo.

Rasulullah SAW bahkan berdoa, ''Semoga Allah akan menentukan pasangan bagi Hafshah, yang jauh lebih baik dari Utsman serta menentukan pasangan bagi Utsman, yang jauh lebih baik dari Hafshah.'' Ternyata, tak lama setelah itu, Rasulllah SAW menikahkan Utsman dengan putri beliau sendiri. Dan setelah itu, beliau pun menikahi Hafshah.

Aku Jatuh Cinta

Cinta... Siapa tak mengenal kata ini? Sebagai manusia normal kita pernah merasakan jatuh cinta (kepada lawan jenis). Hanya kadarnya yang berbeda. Ada yang terus memupuk rasa itu, ada juga yang sudah paham tentang makna cinta hingga ia berusaha untuk tetap mengendalikan rasa yang berkuasa, meski nafsu merongrong (Jatuh cinta sebelum menikah).

Aku jatuh cinta. Cinta pada keMahaSempurnaan-NYA. Betapa ingin selalu berada didekatNya...

Aku pernah jatuh cinta pada masa 'jahil'ku. Betapa ingin selalu diperhatikannya, betapa GeEr ketika pandangannya terarah pada sosokku. Betapa ingin dia membalas cintaku yang melangit.

Dan kini... Aku belajar dari rasa itu. Rasa yang dulu pernah singgah. Rasa selalu ingin bertemu dengan orang yang kucinta.

Dia hanya makhluk lemah, manusia sepertiku. Hanya saja dia laki-laki, dan aku mengaguminya bukan karena keshalihan tapi lebih karena penampilan dan rupa.

Aku jatuh cinta. Karena aku mencoba untuk terus mengenal-NYA. Karena aku mencoba agar Dia mengenalku. Dzat yang Maha Sempurna. Dzat yang Maha Besar.

Aku mencintai-Nya, tapi seringkali menunda pertemuan dengan-Nya.
Aku mencintai-Nya, tapi seringkali ingkar terhadap janji yang telah terikrar.
Aku mencintai-Nya, tapi seringkali berbuat sesuatu yang tak disukai-Nya.
Aku mencintai-Nya, tapi seringkali tak melakukan sesuatu yang dapat mendekatkanku.
Aku mencintai-Nya, tapi belum sanggup merasakan cinta itu.
Meski kusadari cinta-Nya jauh melebihi makna kata cinta itu sendiri.

Rabb, aku mencintai-Mu... Jadikanlah aku seperti orang-orang yang menempatkan cintanya pada-Mu ditempat tertinggi, diruang yang tak terjamah ego.

Rabb, cintailah aku... Seperti Engkau mencintai orang-orang yang Engkau Ridhai dan Engkau beri nikmat kepada mereka.

Aku merindukan-Mu, dan aku ingi selalu bersua dalam tiap hening malamku. Jangan biarkan aku terpenjara dalam dinginnya malam. Jangan biarkan aku terbui dalam hangatnya selimut. Jangan biarkan aku terlena oleh tumpukan aktivitas.

Aku mencintai-Mu. Biarkan aku selalu menemui-Mu dalam tiap desah nafasku. Aku tak kuasa mendekap rindu ini... (mala)

Love Is Not Always Has Been Formed Flowers

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan"

Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."

"Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku. Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

"Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".